JAKARTA | WALIMEDIA – Di tengah keberkahan bulan suci Ramadan 1443 Hijriah, Universitas Prof. Dr. Moestopo (Beragama), Jakarta, menegaskan kembali dukungannya pada kebhinekaan dan toleransi beragama.
Sebab, semangat kebersamaan dalam perbedaan bukan hal yang asing di Universitas Moestopo dan Ramadan merupakan saat yang tepat untuk mempertegas itu semua.
Demikian dikatakan Rektor Universitas Prof. Dr. Moestopo (Beragama), Prof. Rudy Harjanto dalam sambutannya pada acara buka bersama dan pemberian santunan kepada anak yatim, Kamis (7/4/2022).
Rudy memaparkan, selain mendekatkan diri pada keluarga dan dan Sang Pencipta, bulan ramadhan yang penuh berkah ini juga menjadi kesempatan untuk mendekatkan diri pada sesama dengan menampilkan rasa saling menghargai perbedaan.
“Semangat ini tentu sama dengan pendiri Bapak Moestopo yang selama hidupnya selalu mengampanyekan keberagaman agama. Bagi Bapak Moestopo, toleransi dan dan keterbukaan menyerima keberagaman agama adalah salah satu syarat mutlak untuk mencapai keselarasan, bukan hanya keselarasan dalam bermasyarakat, tapi juga berbangsa dan bernegara,” papar Rudy.
Semangat itulah yang menurut Prof. Rudy terus coba kobarkan di Universitas Moestopo dengan cara membangun konsep pendidikan yang mengedepankan toleransi keberagaman untuk meningkatkan kemampuan diri dan menginspirasi masyarakat. Sebab kata toleransi adalah kata yang sangat sakral bagi Universitas Moestopo.
Untuk diketahui dalam mengisi Ramadan tahun ini Universitas Moestopo juga mengadakan pengajian yang dipimpin oleh Ustad Niswan, dengan penceramah oleh Ustad Dr. Muhtadin, serta pemberian santunan bagi anak yatim. Acara yang digelar Kamis petang tersebut dihadiri lebih dari 300 tamu undangan dengan menerapkan protokol kesehatan.
Menurut Ketua Pembina Yayasan Moestopo, Hermanto JM, Universitas Moestopo sudah sejak awal menjunjung tinggi kebhinekaan dan itu tercermin banyak hal. Bahkan semangat itu sudah berhasil mendapat pengakuan dari ASIC (Accreditation Service for International Schools, Colleges & Universities), badan akreditasi pendidikan internasional yang berpusat di Inggris.
“Ini tentu sesuatu yang membanggakan dan bukti semangat Bapak Moestopo yang terus kami jaga,” kata Hermanto.(red)
Discussion about this post