BANDUNG I WALIMEDIA– Usai Babak Kualifikasi (BK) beberapa atlet gulat Jabar dilanda cedera, antara lain Dio dikelas 125 kg, Wardah (57 kg) Sirojudin , Adi dan Indri. Dio mengalami patah kaki dan dalam dua minggu ini membuka jahitan, 6 minggu buka pen dan bisa kembali ke matras diperkirakan 4 atau 5 bulan lagi.
“Sampai saat ini Dio mulai berlatih karena saya punya ahli fisiotherapy. Sementara Wardah mengalami retak di kaki dan harus beristirahat selama 2 minggu dan langsung diperiksa lagi. Dan luar biasanya semua atlet yang mengalami cedera ditanggung biaya perawatannya oleh KONI Jabar. Dari mulai MRI serta selama dan sesudah perawatan di RS,” ujar Ketua Umum Pengprov Persatuan Gulat Sluruh Indonesia (PGSI) Jabar. H. Yoko Anggasurya.
Dio, Sirojudin, Wardah, Indri adalah tim inti yang akan tampil membela Jabar di PON XXI/2024. Sementara Adi lolos diperingkat 5 tapi kuota KONI adalah peringkat 1 sampai 4.
“Kalau melihat pertandingan kemarin waktu BK, Dio (125 kg) diprediksi meraih emas. Selain Dio, Wardah pun memiliki peluang. Hanya waktu tanding di BK kurang terukur karena cedera Wardah bukan disaat pertandingan, namun sebelumnya sudah mengalami cedera,” tutur H. Yoko.
Menurutnya, pada 10 Oktober dengan rekomendasi KONI Jabar, Wardah dibawa ke RS Melinda Bandung. Saat itu dr. Guna dari RS Melinda mengatakan harus segera diambil tindakan, artinya harus segera di oprasi. Namun Wardah justru bertanding.
“Itu anak saya pikir luar biasa karena terus bertanding di BK. Saya bilang jangan dipaksakan karena emas bukan segala-galanya. Saya bilang karir dan prestasi kamu masih jauh. Kamu harus pulang ke Bandung dan harus sehat lagi,” tutur H. Yoko.
Namun tekad Wardah sudah bulat untuk bertanding, lantaran itu H. Yoko mengalah. Istimewanya ketika Wardah bertanding, kemenangan kembali dia rebut. Oleh karena itu melihat semangat dan kemampuannya bertanding, H. Yoko memprediksi Wardah bakal merebut emas PON XXI.
Sebanyak 5 medali emas diramalkan akan direbut Dio, Wardah, Esa Sarah , Dimas dan Kharisma. Sementara yang dua masih kuda hitam karena pada saat BK 6 atlet Asian Games tidak turun.
Soal target 5 medali emas PON XXI, H. Yoko mencontohkan dengan olahraga sepakbola yang merupakan olahraga tim. Gulat yang merupakan olahraga perorangan lebih mudah mengurusnya. Secara motivasinyapun muncul dari individu si atlet itu sendiri.
Seperti kasus Wardah, kenapa yang cedera terus memaksakan untuk bertanding. Menurut mereka karena merasa “dimanusiakan” . Padahal H. Yoko merasa tak berlebihan memperlakukan atlet gulat.
“Saya biasa melakukan hal itu di sepakbola. Tapi ketika masuk ke ranah gulat, mereka merasa apa yang saya lakuan luar biasa,” ujarnya.
Soal Pelatda dimana cabor gulat akan memulainya pada Desember sementara KONI pada Januari, H. Yoko mengatakan Pelatda mandiri tidak hanya di cabor gulat saja sebab cabor Futsal pun memulainya pada Desember.
“Meski demkian saya tahu orang KONI itu baik-baik oleh karena itu pasti membantu. Saya punya keyakinan itu. Tapi meskipun tidak dibantu bagi saya tidak ada masalah. Tapi yang pasti manajer gulat ke PON bukan saya, karena saya sudah jadi manajer di cabor Futsal. Kalau di gulat, masa Ketua Umum jadi manajer,” seloroh H. Yoko.
Jika menoleh kebelakang, awalnya H. Yoko tidak bersedia dijadikan Ketum PGSI Jabar. Beberapa orang yang dianggap potensialpun menolak jadi Ketum. Sampai akhirnya pada satu keadaan, H. Yoko memaksakan diri jadi Ketum.
“Sepulang dari BK, setelah melihat anak-anak dilanda cedera, saya berpikir gila ini anak-anak gulat, kondisi cederapun dipaksakan untuk bermain. Sampai dimalam itu saya ketemu pada satu titik bahwa saya sama Allah SWT seolah disuruh untuk memegang cabor gulat. Intinya dari embung (tidak mau) sampai Alhamdulilah. Saya sadar, saya sendiri dibesarkan di gulat karena dulu pernah menjadi atlet gulat,” paparnya.
Karena ingin total mengurus gulat, H. Yoko mengatakan posisinya sebagai Ketua Askot PSSI Kota Bandung cukup satu periode saja.
“Cukup satu periode. Saya ingin lebih fokus mengurus gulat. Tentu saya berharap dimasa kepemimpinan saya, cabor gulat akan lebih maju, berkembang dan berprestasi,” ujar H. Yoko. (den)
Discussion about this post