BANDUNG | WALIMEDIA.ID, – Hampir setiap periode kepemimpinan wali kota, Bandung kerap diterjang masalah korupsi yang dilakukan pejabat di lingkungan pemerintah.
Oleh karenanya, Wali Kota Bandung terpilih, Muhammad Farhan, harus berani membersihkan orang-orang di birokrasi pemerintah kota (pemkot)Bandung.
Demikian diungkapkan Bonti Wiradinata, Akademisi dari Universitas Padjadjaran (UNPAD) Bandung, Jumat (14 Februari 2025).
“Hampir setiap periode kalau Bandung itu pasti ada terkena (korupsi). Tapi kita pernah lihat ada satu masa dimana Bandung itu relatif clean and clear di jaman Pak Oded, hampir tidak pernah ada kasus sampai beliau meninggal dalam keadaan mulia,” kata Bonti.
Menurut Bonti, Farhan memiliki bekal cukup dengan segudang pengalaman untuk menata birokrasi di Kota Bandung.
Kasus Bandung Smart City yang masih bergulir saat ini di KPK dan telah masuk persidangan, katanya, harus menjadi tanda peringatan bagi Farhan terutama dalam memilih orang untuk mengisi jabatan.
Bonti menuturkan, Farhan harus lebih teliti dalam menentukan posisi di jabatan kedinasan. Terlebih saat ini, terdapat beberapa dinas yang diisi oleh sebagai pelaksana tugas (plt) salah satunya di Dinas Perhubungan Kota Bandung.
“Model yang ideal itu model yang menggunakan merit sistem. Syarat administratif sepeti pendidikan dan rekam jejak menjadi alat bantu yang baik. Akan tetapi rekam jejak yang baik itu tidak akan berguna sama sekali ketika nilai dan etika tidak digunakan dengan baik,” bebernya.
Merit sistem pun, lanjutnya, selama ini telah digunakan oleh Pemkot Bandung dalam melakukan seleksi untuk berbagai posisi.
Namun sistem tersebut pun dinilai harus dibenahi, karena hingga terdapat beberapa pejabat yang duduk disalah satu dinas lebih dari 5 tahun bahkan sampai 10 tahun.
“Alangkah lebih bagusnya agar membetuk tim asesment, sebutkan saja tim panitia seleksi (pansel) yang didalamnya terdiri dari berbagai unsur. Tapi tim pansel juga hanya merekomendasikan dari 10 kandidat menjadi 3 kandidat, tapi sisanya eksekusinya tergantung kang Farhan sendiri, dan itu politis,” cetusnya.(*)
Discussion about this post