SUKABUMI, walimedia.com. – Penataan trayek angkutan umum di Kota Sukabumi dinilai belum tertata dengan baik. Pertumbuhan kota yang pesat seperti saat ini tentu harus didukung juga dengan tranportasi yang baik.
Sementara disisi lain, seiring dengan pembangunan tol Bocimi (Bogor, Cianjur, Sukabumi) sebentar lagi masuk wilayah Kota Sukabumi, plus pembangunan jalur ganda kereta api dan bandara terwujud, maka otomatis arus orang yang masuk akan semakin banyak.
“Penataan trayek angkot sudah mendesak, apalagi nanti dibangun seperti jalan tol Bocimi, dobel trayek kereta dan bandara. Kalau kita tidak siap akan kedodoran,”ujar Pengamat publik dari Yana Fajar Basori. kamis, (02/08)
Yana mengatakan, penataan trayek angkutan umum memiliki dampak multi dimensi. Selain arus lalu lintas, juga pergerakan orang. Trayek angkot yang ada saat ini menurutnya juga sangat pendek. Selebihnya, masih banyak daerah yang belum terjangkau oleh angkutan umum.
“Kota Sukabumi itu kan kecil, trayeknya pendek-pendek, jumlah angkotnya pun tidak memperhatikan supply dan demand,” jelas Pengamat transportasi yang juga kandidat doktor dibidang ilmu pemerintah Univeritas Padjadjaran Bandung tersebut.
Yana juga mengakui penatan itu harus dilakukan pengkajian dan terlebih dahulu. Selain menyangkut trayek, juga mengenai potensi penumpang dan kebutuhan armada. Trayek angkot (angkutan perkotaan) harus melintasi pusat keramaian baik itu perbelanjaan maupun terminal. “Jangan sampai angkot banyak tapi penumpang sedikit. Atau bisa saja penumpangnya banyak tapi angkotnya sedikit,” katanya.
Yana menilai, kondisi trayek angkot saat ini tidak terkoneksi. Masyarakat yang akan menuju titik tertentu harus naik turun angkot. Selain membutuhkan waktu lebih lama, biaya yang dikeluarkan juga lebih besar. Bahkan ada daerah yang belum dilalui kendaraan. “Saat ini, penumpang dari Lembursitu mau ke terminal bus tidak bisa langsung. Turun di Jalan Palabuhan baru naik ojeg. Ongkosnya bisa dua atau tiga kali lipat kalau ada angkot yang langsung keterminal,” kata Yana.
Belum terkoneksinya trayek angkot ke pusat keramaian, seperti terminal bus bukan hanya menyulitkan penumpang. Tapi juga berpengaruh terhadap penumpang yang naik melalui terminal tipe A tersebut. Padahal, dibangunnya terminal angkot yang berdampingan dengan terminal bus untuk meningkatkan aktifitas di sana.
“Sudah lama difungsikan tapi belum maksimal. Masyarakat yang mau bepergian menggunakan bus akhirnya milih naik di luar terminal. Terminal sudah disiapkan tapi penunjangnya tidak disediakan, inikan sangat buruk,” kata dosen UMMI tersebut.
Selain itu, Yana juga meminta dikajinya tarif angkot di Kota Sukabumi. Pasalnya, tarif yang diberlakukan saat ini menurutnya terlalu mahal sehingga memberatkan masyarakat.“Ongkos angkot yang wajar itu Rp 3000 bukanRp 4000. Kan bisa dihitung jarak tempuh dengan biaya operasionalnya,” katanya.
Dirinya berharap, Wali kota dan Wakil wali Kota Sukabumi terpilih bisa mengeluarkan kebijakan mengenai penataan angkot di Kota Sukabumi. Penataan angkot menjadi lebih baik dan masyarakat terlayani dengan baik. Apalagi, penataan trayek merupakan kewajiban pemerintah.
“Ini menjadi tugas penting pemerintah yang baru untuk memastikan adanya perubahan penataan angkot di Kota Sukabumi agar menjadi lebih baik,”pungkasnya.(ardan)
Discussion about this post