BOGOR, WM – Hari Darmawan punya pendekatan menarik dalam mengelola bisnisnya. Ia kerap membagi kelebihan yang dimilikinya untuk orang-orang sekitar.
“Ada ajaran you dilahirkan mesti berbagi. I (Tuhan) cukupi you, you harus bagi,” kata Hari dalam sebuah segmen di program Filantropi, yang diunggah ke akun YouTube Daai TV pada 2017 lalu.
Hari Darmawan semasa hidupnya terkenal mendirikan Matahari Group, juga belakangan Taman Wisata Matahari di Cisarua Bogor, Jawa Barat.
Ia memastikan orang-orang yang bekerja di tempat wisata tersebut merupakan penduduk lokal, orang-orang yang tinggal di sekitar lokasi taman, termasuk para pedagang yang mencari nafkah di dalamnya.
Di lahan seluas 50 hektar itu, ia mempekerjakan sekitar seribu orang. Setiap hari, terdapat hingga 100 pedagang berjualan di sana, tidak dikenakan retribusi, menurut siaran tersebut.
Agar bisnis dan misi sosial tetap berjalan, ia menjual tiket yang berbeda untuk wisatawan lokal dan asing. Pada 2017 lalu, pengunjung lokal dikenakan biaya Rp 20.000 sementara asing Rp100.000.
“Bisnis sosial dan sedikit bisnis untuk kelangsungan,” kata dia.
“Happiness to other people, multiple happiness to us,” kata dia.
Satu hal yang ia pegang dalam mengelola bisnisnya di Bogor ini, ia ingin mempertahankan cita rasa lokal.
“Kami tidak mau seperti Disneyland. Di Indonesia, kita makan ketoprak, nggak makan steak,” kata dia.
Hari Darmawan ditemukan meninggal terbawa aliran Sungai Ciliwung di kawasan Hankam, Bogor pada Sabtu (10/3/18) pagi. Laki-laki yang tinggal di dekat Taman Wisata Matahari ini meninggal dalam usia 77 tahun. (asp)
Discussion about this post