PADALARANG | WALIMEDIA – Karena pengurus wilayah kurang responsif, warga akhirnya mengadukan masalahnya ke Bupati KBB. Mereka meminta bupati bisa menutup bengkel tersebut.
Warga Kampung Ciampel RW 03 desa Laksana Mekar, Kecamatan Padalarang mengeluhkan dengan adanya bengkel las listrik Pinang Jaya (PJ) dan Ikhsan Putra Steel (IPS).
Selain bising dan mengganggu pendengaran, keberadaan bengkel las itu menimbulkan polusi udara dan tentunya mengancam kesehatan. Konon tidak sedikit warga, khususnya anak-anak yang menderita ISPA (infeksi saluran pernafasan akut) pasca beroperasinya kedua bengkel las tersebut.
Menurut Toni, salah seorang warga kampung Ciampel, kedua bengkel las itu sudah berdiri sejak 5 tahun lalu. Keduanya beroperasi dari pagi hingga larut malam. Kehadiran bengkel las itu tentu saja mengganggu kenyamanan warga. Selain menimbulkan bising, bengkel las itu juga menimbulkan polusi udara. Asap dan serbuk besi yang ditimbulkannya mengancam kesehatan warga. Ada yang mengalami gatal-gatal kulit, juga tidak sedikit terganggu paru-parunya dan terindikasi karena menghirup udara tercemar (kotor).
“Anak saya juga seringkali dirawat jalan karena mengalami gangguan pernafasan. Kata dokter menderita ISPA akibat sering menghirup udara kotor,”kata Toni, Selasa (27 September 2022).
Udara kotor, kata Toni, bisa saja karena asap yang ditimbulkan oleh bengkel las. Apalagi lokasi bengkel berdekatan dengan rumah tinggal. “Selain asap, terkadang kan menimbulkan serbuk besi juga,”tandas Toni.
Toni menjelaskan, selain anaknya, banyak warga yang juga mengalami hal serupa. Bahkan sangat ditakutkan terhadap balita dan anak-anak terindikasi menderita ISPA sebagai akibat mengirup udara kotor. “Sekarang anak ketua RT juga harus sering cek ke rumah sakit dan dikabarkan rawat jalan sama halnya dengan anak saya,”tandas Toni.
Karena merasa terganggu dan merasa terancam kesehatannya, warga sempat mengadukan permasalahan ke banyak pihak. Mulai dari tingkat RT, RW hingga aparat pemerintahan desa. Namun hingga sekarang belum mendapat respon positif.
Oleh karena tidak ada respon akhirnya warga pun mencoba mengadu kepada Bupati Bandung Barat, Hengky Kurniawan.
“Saya mewakili warga sudah sudah mengirimkan surat kepada Bupati. Mudah-mudahan secepatnya ada tanggapan yang sesuai dengan harapan warga,”pungkas Toni seraya memperlihatkan tanda terima surat dari Bagian Umum Subbag TU Pimpinan Staf Ahli dan Kepegawaian Setda KBB.(red)
Discussion about this post