BANDUNG.WM – Untuk tahun 2018, Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB) belum bisa full melayani keberangkatan jamaah haji asal Jawa Barat. Bandara Banci, runway masih belum memadai untuk pesawat berbadan besar masih ada kekurangan runway sepanjang 500 meter. DPRD Jawa Barat akan kejar tanggungjawab operator agar tahun depan, nggak banci lagi.
“Yang berangkat dari BIJB Kertajati baru jamaah dari Ciayumajakuning (Cirebon-Indramayu-Majalengka-Kuningan), saja belum semua jamaah haji asal Jawa Barat,” kata Wakil Ketua Komisi IV DPRD Jawa Barat Daddy Rohanady usai rapat kerja Pansus LKPJ, Senin (9/4).
Jamaah haji selain dari Ciayumaja kuning tetap berangkat dari Bandara Soekarno Hatta sebab runway BIJB Kertajati belum memungkinkan untuk melakukan pendaratan pesawat berbadan besar seperti jenis pesawat triple seven.
“Runway BIJB baru 2.500 meter, masih ada kekurangan runway 500 meter, jadi belum memungkinkan untuk mendaratkan pesawat berbadan besar jenis triple seven, untuk ukuran boint 737 sih masih memungkinkan,” katanya.
Dengan belum cukupnya panjang runway BIJB Kertajati, mau tidak mau jamaah asal Ciayumajakuning yang berangkat dari BIJB Kertajati nantinya akan transit di Medan.
“Bisa dikatakan, `Banci` lah. Karena tidak sekali jalan, harus transit dahulu,” ungkapnya.
“Ini bandar pertama, kok ujicobanya ke haji, padahal kita tahu, untuk pergi haji kita butuh mampu. Saya selalu berseloroh, kita pergi haji jika mampu, rukun islam ke lima menyatakan, pergi haji, jika mampu, mampu dalam artian apa, mampu bayar, mampu sehat badan, bandaranya juga kudu mampu dilewati, kalau bandaranya nggak mampu,” seloroh Daddy.
Terganjalnya runway 500 meter, akibatnya runway baru mencapai 2.500 meter kurang dari persyaratan terjadi karena terbentur peraturan pemerintah (PP) Nomor 40 tahun 2012 tentang Pembangunan dan Pelestarian Hidup Bandara udara.
“Kalau sudah ada MoU antara AP II (PT Angkasa Pura II) dengan PT BIJB, nggak bisa lagi APBN masuk ke situ, nggak bisa lagi APBN menyelesaikan yang 500 meter. Itu menjadi kewajiban operator BIJB dan AP II,” jelas Daddy.
Agar tahun depan, semua jamaah haji Jawa Barat bisa berangkat dari BIJB Kertajati, DPRD Jawa Barat kejar PT AP II dan PT BIJB untuk serius menyelesaikan kewajibannya sebagai operator.
“Katanya sudah dalam tahapan lelang, bagus aja,” katanya Soal embarkasih, kata Daddy, Departemen Agama sudah turun ke lapangan untuk melakukan peninjauan. Katanya sudah disepakati akan tetap berangkat, cuma embarkasih tetap dari Bekasi.
“Sekarang bayangkan, kawan-kawan. Orang Cirebon harus ke Bekasi dulu, balik dei (balik lagi), sok dua jam setengah dei (2,5 jam lagi). Itu, kalau lancar, lamun (kalau) macet. Timur ke barat barangkali tidak terlalu macet, cuma dari barat ke timur, kecuali ada usulan truk tidak boleh lewat,” pungkasnya
(Fk)
Discussion about this post