BANDUNG, (WM) – Paslon No.Urut 3, Oded M Danial mengawali kampanye pekan keduanya dengan berkampanye di Daerah Pemilihan (Dapil) 1 yang salah satunya di Kecamatan Sukasari, Kota Bandung.
Kali pertama Oded menghadiri reses Anggota DPR RI Ledia Hanifa Amaliah di Flat IPTN Sarijadi. Selanjutnya Oded melakukan kunjungan ke Pasar Cibogo yang tidak jauh dari lokasi pertama.
Mengakhiri kunjungan, Oded melakukan pertemuan dengan warga RW 3, Kelurahan Sarijadi, Kecamatan Sukasari di Graha Sarimanah (Balai RW 3). Di tempat ini warga yang mayoritas ibu-ibu unjuk gigi membuat es krim alpukat.
Rupanya es yang dibuat sama sekali tidak mengandung buah alpukat. Melainkan perpaduan dari sayur pakcoy, peyeum, susu, gula dan es batu yang diblender hingga menghasilkan rasa sangat mirip buah alpukat.
Keahlian ibu-ibu tersebut tidak lain adalah kreasi hasil belajar di Sekola Ibu yang digagas oleh istri Oded, Siti Muntamah atau lebih akrab disapa Umi Oded. Program tersebut digagas jauh sebelum Oded menjadi Wakil Wali Kota mendampingi Ridwan Kamil pada Pilwalkot Bandung 2013 silam.
“Program Sekola Ibu ini sudah lama ada sejak saya masih di dewan (DPRD Kota Bandung). Penggagasnya Umi,” ujar Oded usai acara, Senin (19/2/2018).
Menurut Oded program tersebut kini sudah ada hampir diseluruh RW di Kota Bandung. Fokusnya adalah memberikan bimbingan yang berkelanjutan agar ibu-ibu bisa belajar untuk berkreatifitas dan berkontribusi bagi daerahnya.
Seperti halnya ibu-ibu di RW 3 ini yang mengembangkan urban farming dengan menanam pakcoy. Setelah mengikuti Sekola Ibu, mereka mulai mengolah pakcoy tersebut hingga menjadi es yang memiliki rasa alpukat.
“Contohnya di sini. Walau pun baru dibentuk oleh pembimbing diajarkan membuat es krim rasa alpukat. Padahal sama sekali tidak ada buah alpukat hanya pakcoy, peyeum, susu, gula sama es batu saja,” ucapnya.
Ke depan, kata Oded, jika kelak ia menang dalam Pilwalkot Bandung 2018 program Sekola Ibu akan menjadi salah satu prioritas yang akan dikembangkan. Nantinya tidak hanya terkait soal ilmu dan kreatifitas namun akan mulai difasilitasi hingga penjualan.
“Ke depan kita lanjutkan dan sempurnakan. Bagaimana ini berkolaborasi dengan urban farming. Misal RW ini pakcoy, tanam pakcoy semua. RW sebelahnya surawung, tanam surawung semuanya. Nanti tinggal kita fasilitas dan branding untuk kerja sama penjualan ke pasar tradisional dan pasar modern,” pungkasnya. (Fk)
Discussion about this post