BANDUNG | WMOL – Indonesia akan memasuki fenomena bonus demografi. Yakni Indonesia mengalami peningkatan jumlah penduduk usia produktif secara signifikan. Hal ini terjadi karena keberhasilan program Keluarga Berencana (KB).
Melalui keberhasilan program Keluarga Berencana mengubah struktur umur penduduk yang ditandai dengan menurunnya rasio ketergantungan (dependency ratio) penduduk non-usia kerja (0-14 tahun dan di atas 65 tahun) terhadap penduduk usia kerja (15-64 tahun).
Bonus demografi, yakni kondisi dimana populasi usia produktif lebih banyak dari usia nonproduktif. Indonesia sendiri diprediksi akan mengalami puncak bonus demografi pada 2030 mendatang.
Dalam menghadapi fenomena bonus demografi, Pemprov Jawa Barat harus sudah mengambil peran dalam meningkatkan kualitas penduduk, melalui pembangunan keluarga. Mendorong agar setiap anak yang dilahirkan berkualitas, dengan memperhatikan perkembangan dan pertumbuhan anak di 1000 hari pertama kehidupan.
Menghadapi fenomena bonus demografi kepada generasi muda, Anggota Komisi 1 DPRD Jawa Barat, Mirza Agam, berharap agar generasi muda harus menjadi generasi yang memiliki rencana.
“Merencanakan masa depan, merencanakan kapan selesai kuliah, kapan bekerja, dan lain sebagainya,” tegas Mirza.
Menyikapi titik puncak bonus demografi, kondisi dimana jumlah penduduk berusia produktif lebih banyak daripada jumlah penduduk berusia non-produktif, juga harus sudah ada dalam planning pemerintah.
Bonus demografi itu tentu saja akan banyak berpengaruh terhadap berbagai bidang kehidupan manusia, baik sosial, ekonomi, budaya, pendidikan, kesehatan. Bonus demografi bagi bangsa ini tak ubahnya sebilah pedang dengan dua sisi.
“Satu sisi adalah berkah jika kita berhasil mengambil manfaatnya. Sisi lain adalah bencana apabila kualitas manusia Indonesia tidak disiapkan dengan baik. Jadi jangan disambut hanya bereuforia saja,” katanya.
Selanjutnya juga akan berdampak pada kualitas sumber daya manusia. Dikaitkan dengan perkembangan teknologi yang semakin dinamis, dan informasi yang semakin tidak terbendung, maka diperlukan sikap bijaksana dalam menanggapi perkembangan berbagai bidang kehidupan yang mengarah kepada kualitas sumber daya manusia.
Ada empat prasyarat yang harus dipenuhi oleh suatu Negara apabila ingin memperoleh manfaat besar dari bonus demografi.
Pertama, sumber daya manusia yang berkualitas. Karena dengan adanya masyarakat yang berkualitas dapat meningkatkan pendapatan per kapita suatu Negara, apabila ada kesempatan kerja yang produktif.
Kedua, terserapnya tenaga kerja menjadi faktor penting dalam memanfaatkan bonus demografi, karena dengan banyak dibutuhkannya tenaga kerja, maka pengangguran akan berkurang dan kesejahteraan akan meningkat pesat.
Ketiga, meningkatkan tabungan ditingkat rumah tangga. Setiap rumah tangga memiliki potensi untuk membuka suatu usaha yang akan memberi lapangan pekerjaan untuk orang lain, sehingga angka pengangguran menurun.
Dan yang keempat, peran perempuan yang masuk kedalam pasar kerja akan membantu peningkatan pendapatan dan akan lebih banyak lagi penduduk usia produktif menjadi benar-benar produktif.
“Banyaknya kualitas sumber daya manusia yang tinggi di suatu Negara, akan sangat mempengaruhi perkembangan dari negara tersebut. Indonesia merupakan negara dengan SDM yang berkesempatan untuk menjadi Negara maju,” ungkapnya.
Jepang yang mengalami bonus demografi pada tahun 1950, membuat Jepang melesat menjadi negara dengan kekuatan ekomoni tertinggi ke-3 di dunia pada dekade 70-an, setelah Amerika Serikat dan Uni Soviet. Indonesia juga sampai saat ini memiliki modal SDM yang sama dengan Jepang pada tahun 1950.
Bahkan SDM di Indonesia bisa diprediksi akan meningkat pesat hingga pada tahun 2035. Namun, yang menjadi masalah adalah banyaknya SDM tidak diimbangi dengan kualitas yang memadai.
“Maka dari itu, Bonus Demografi dapat menjadi suatu berkah dan peluang untuk mendatangkan keuntungan yang besar bagi kemajuan bangsa Indonesia,” ujarnya, penuh optimis.
Dengan persiapan yang baik serta investasi yang tepat, bonus demografi bisa mengubah masa depan Indonesia menjadi lebih baik dan sejahtera dengan cara mengoptimalkan sumber daya manusia, terutama yang berusia produktif. (*)
Discussion about this post