BARITO TIMUR | WALI MEDIA – Pimpinan Besar Tariu Borneo Bangjule Rajankg atau TBBR atau dikenal dengan sebutan Pasukan Merah, Pangalangok atau Panglima Jilah dan jajarannya berkunjung ke Tamiang Layang, Kabupaten Barito Timur Provinsi Kalimantan Tengah.
Kunjungan tersebut disambut jajaran pengurus TBBR Barito Timur bahkan disambut dengan tarian khas daerah. Acara digelar Bumi Perkemahan Bangi Wa’o Tamiang Layang Kacamatan Dusun Timur, Sabtu 11 Mei 2024.
Selain jajaran pengurus TBBR Barito Timur, nampak hadir pula tokoh pemuda yang juga Wakil Ketua DPRD Barito Timur, Ariantho S Muler, Perwakilan Polres, Perwakilan Dandim 1012 Buntok, tokoh adat, kepala desa dan undangan lainnya.
Hadir pula pada kegiatan tersebut jajaran pengurus TBBR, Barito Selatan, Barito Utara, Murung Raya, Palangka Raya bahkan pengurus TBBR dari Provinsi Kalimantan Selatan dan Kalimantan Timur.
Pangalangok Jilah menjelaskan tujuannya berkunjung ke Barito Timur merupakan tuor menyatukan orang-orang dayak yang banyak sub-sub sukunya, agar sama-sama adat budaya, tradisi tetap terjaga dan tetap lestari.
“Semoga kedepannya adat budaya dan tradisi semakin lestari, orang-orang dayak semakin eksis, meningkat sumber daya manusianya disegala bidang, sehingga orang dayak mempunyai daya saing”, harap Pangalangok Jilah.
TBBR atau dikenal dengan sebutan Pasukan Merah TBBR adalah organisasi kemasyarakatan (ormas) adat Dayak yang bergerak di bidang pelestarian adat dan budaya. Tariu Borneo Bangkule Rajakng berusaha mempertahankan tradisi untuk mendorong masyarakat Dayak bersatu, maju, dan bermartabat.
Pasukan Merah Tariu Borneo Bangkule Rajakng (TBBR) yang dipimpin Panglima Jilah memiliki lebih dari 372,000 anggota yang tersebar di seluruh Kalimantan, Indonesia dan Sarawak, Malaysia.
Sementara Penasihat TBBR Barito Timur, Ariantho S Muler menyampaikan terima kasih atas kunjungan Pangalangok atau Panglima Jilah ke Barito Timur.
“Ditengah kesibukan beliau, Panglima Jilah masih bisa membagi waktu untuk mengunjungi kita di Barito Timur”, tuturnya.
Tadi sudah banyak pesan beliau, bagaimana kita orang dayak ini agar bisa bersatu menjaga kearifan lokal dan adat budaya kita, tambahnya.
“Kita orang dayak agar bisa bersatu padu untuk saling melindungi dan juga bisa melindungi orang-orang yang datang ketempat kita, sehingga mengangkat harkat dan martabat”, ungkap Ariantho.
Dilanjutkannya, pesan Panglima Jilah tadi juga bagaimana, kita orang dayak harus sekolah agar sumber daya manusia kita meningkat dan bisa ikut mengelola kekayaan sumber daya alam Kuta yang berlimpah, pungkasnya. (Suriansyah)
Discussion about this post