BANDUNG | WALIMEDIA – Situs Sumur Bandung termasuk mata air lainnya di kota Bandung perlu dilestarikan. Mengingat sumur sebagai (mata air) merupakan sumber kehidupan masyarakat.
Demikian dikatakan Penggiat Komunitas Aleut, wadah pecinta sejarah dan budaya Kota Bandung, Ariyono Wahyu Widjajadi menaggapi seputar rencana pemerintah kota Bandung yang akan merevitalisasi sumur Bandung.
Sebagaimana diketahui, pemkot Bandung akan melakukan revitalisasi situs Sumur Bandung bekerjasama dengan PT. Jaswita, BUMD (Badan Usaha Milik Daerah) pemerintah provinsi Jawa Barat. Rencananya Sumur Bandung yang memiliki nilai sejarah ini akan dijadikan destinasi wisata baru di kota Bandung.
“Terlepas dari situs Sumur Bandung, mata air di manapun perlu dilestarikan. Sejak zaman Belanda, sumber air sangat dijaga betul sebagai sumber penghidupan warga di sekitarnya,” tutur pria yang biasa disapa Alex ini, Kamis (30/7/2020).
Alex menjelaskan, sejarah Bandung sudah mencatat sejak dahulu masyarakat Sunda (suku mayoritas) di Jawa Barat sangat menghormati keberadaan air sebagai sumber kehidupan. Maka dari penamaan tempat (wilayah-red) dan sungai, sebagai misal, banyak yang menggunakan kata imbuhan “Ci” kependekan dari kata “Cai” yang berarti air (bahasa Sunda).
Hal itu menandakan air (cai) memiliki peranan penting dalam menyokong kehidupan masyarakat di suatu daerah. Saking pentingnya, dalam menentukan suatu wiilayah pun mata air juga dijadikan patokan.
“Jaman dahulu untuk menentukan sebuah daerah atau kawasan itu, dilihat dulu ketersediaan air sebagai penyokong kehidupan masyarakat,” ungkapnya.
Oleh karenanya Alex menekankan, perlu ada perhatian khusus dari semua kalangan untuk melestarikan mata air (sumur) demi menjaga sumber kehidupan.
“Pada saat kemarau, mata-mata air seperti sumur suatu saat akan sangat dibutuhkan oleh orang-orang. Jadi, memang perlu ada concern (kepedulian) dalam hal melestarikannya,” pungkasnya. (Thoriq)
Discussion about this post