SUKABUMI, walimedia.com – Dinas Koperasi UMKM Perdagangan dan Perindustrian (Diskopdagrin) Kota Sukabumi belum bisa melakukan operasi pasar terkait tingginya harga daging ayam dan telur ayam. Hal itu masih menunggu keputusan dari Kementrian Perdagangan.
“Kita masih menunggu kabar dari kementrian perdagangan (kemendag),”ujar Kepala Diskopdagrin kota Sukabumi Ayep Supriatna. Senin, (30/07).
Ayep mengakui meskipun ada penurunan harga dari dua komoditas tersebut, namun masih saja tergolong mahal. Sebab harganya jauh lebih tinggi dari waktu normalnya.
Saat ini harga daging ayam ada di kisaran Rp 39 ribu per kilogram, kemudian telur ayam sekitar Rp26 ribu per kilogramnya.”Sudah jelas masih jauh diangka harga normal. Kan daging ayam normalnya dikisaran Rp 32 ribu per kilogramnya, sedangkan telur ada di angka ribu per kilogramnya,”terangnya.
Masih tingginya kedua komoditas tersebut, dikarenakan Day old chicken (DOY) masih ketergantungan di negera Australi dan Jerman. Jadi ketika ada masalah sedikit saja bisa berpengaruh terhadap harga. “Kita DOY nya masih ketergantungan negara lain. Yakni Australia dan Jerman,”tuturnya.
Untuk menyikapi tingginya harga daging ayam, Ayep menyarankan agar masyarakat bisa beralih untuk mengkonsumsi ikan. Selain murah juga protein serta sehatnya juga tidak kalah bagus dengan daging ayam.”Kami hanya menyarankan, kenapa tidak konsusmsi ikan saja, selain banyak juga sehat ,”ujarnya.
Ayep juga mengakui jika kenaikan ini sangat mengehrankan, sebab di lapangan (pasar) semua kebutuhan akan daging ayam termasuk telur terpenuhi. Selain itu juga tidak menimbulkan gejolak. hanya saja kata Ayep, pedagang yang sedikit panik karena pembeli berkurang dari biasanya.”Tidak ada gejolak , namun kasihan ke pedagang. Karena daging ayamnya banyak yang tidak beli,”katanya.
Sementara itu lanjut Ayep, untuk komoditi kebutuhan pokok lainya tergolong stabil, seperti beras, minyak goreng, cabe, garam serta terigu. Dan sampai dengan saat ini barang-barang bahan pokok dan barang-barang penting strategis lainnya relatif normal (stabil), serta fluktuasi harga masih dalam batas kewajaran. Begitu pula mengenai stok cukup tersedia, serta penyaluran dan pendistribusian barang-barang tersebut dalam kondisi aman dan lancar.
“Kita selalu awasi terus mulai dari pendistribusian, ketersediaan sampai dengan harga,”pungkasnya. (Ardan)
Discussion about this post