Gadis berusia 16 tahun itu mengaku peristiwa yang ramai direkam dan dipopulerkan oleh warganet di daerah Dukuh Atas pada minggu lalu itu adalah murni sebuah adegan akting untuk promosi.
Co-Produser dari film “Pamali” Alex Gunawan juga menjelaskan kronologi kejadian promosi filmnya tersebut.
Ia membenarkan dalam materi promosi untuk konten kreatifnya, film “Pamali” menciptakan kondisi seolah-olah Jeje sedang diikuti oleh hantu kuntilanak sehingga menimbulkan emosi sang kreator tidak stabil dan negatif.
Adegan yang menunjukkan emosi tidak stabil itu yang akhirnya diambil oleh tim “Pamali” sebagai bagian promosi dan ternyata juga diambil oleh para pengunjung di kawasan Citayam Fashion Week.
“Jeje hanya ingin meminta maaf kalau mungkin orang-orang yang melihat Jeje yang di sekitar SCBD minggu lalu karena kesannya Jeje seperti memarah-marahi mereka dengan kata-kata yang terdengar kasar. Jeje tidak ada maksud untuk marah-marah ke orang yang sudah menghadiri acara kemarin di SCBD,” ujar Jeje.
Alex kemudian mengharapkan agar ke depannya masyarakat tidak salah paham kepada Jeje atas video viralnya pekan lalu karena itu hanya bagian dari akting.
Bahkan setelah kejadian “marah-marah” selesai direkam, Alex menyebut tim promosi masih melakukan pengambilan banyak konten bersama pengunjung Sudirman Citayam Bojonggede dan Depok (SCBD) di akhir pekan lalu seperti konten interview hingga peragaan busana.
Adapun film “Pamali” merupakan film yang dibesut oleh Lyto Pictures dengan berdasarkan video gim “Pamali:Indonesian Folklore Horror” dengan menggandeng bintang-bintang muda seperti Marthino Lio, Fajar Nugra, Putri Ayudya, serta Taskya Namya.
Film ini akan mengisahkan pria bernama Jaka (Marthino Lio) bersama istrinya Rika (Putri Ayudya) yang pindah ke daerah lain dan melanggar tradisi serta kepercayaan di daerah tersebut sehingga mereka mendapatkan teror yang mengancam nyawa. (na/den)
Discussion about this post