BANDUNG | WALIMEDIA – Dalam rangka mendukung percepatan vaksinasi di Kota Bandung, Masyarakat Tionghoa Peduli (MTP) berkolaborasi dengan Dinas Kesehatan Kota Bandung memvaksin sekitar 14.000 orang yang terdiri dari Lansia, Tenaga Pelayan Publik dan Pendidikan.
Sebanyak 10.000 orang Lansia telah divaksin pada April lalu. Kali ini, sebanyak 4.000 orang tenaga pelayan publik yang termasuk tenaga pendidik dilakukan vaksinasi dosis kedua bertempat di Gedung Karuhun Yayasan Dana Sosial Priangan (YDSP), Jalan Nana Rohana, Kota Bandung, pada 18-19 Mei 2021.
Wali Kota Bandung, Oded M. Danial pun meninjau langsung pelaksanaan vaksinasi tersebut.
Di kesempatan itu, Oded juga menyerahkan secara simbolis piagam penghargaan dari YDSP untuk tenaga kesehatan.
Menurut Oded, kerja sama antara Pemkot Bandung dan YDSP dalam hal bantuan dan vaksinasi sudah beberapa kali dilaksanakan. Vaksinasi juga dibantu oleh Puskesmas setempat, serta tenaga kesehatan.
“Mudah-mudahan ini bagian dari upaya kita Pemkot Bandung, untuk mempercepat penyelesaian vaksinasi di Kota Bandung, khususnya untuk tenaga pendidik,” katanya usai peninjauan, Selasa (18/5/2021).
Menurutnya, vaksinasi ini sebagai bagian dari persiapan Pembelajaran Tatap Muka (PTM) yang direncanakan akan dimulai pada Juli mendatang.
“Kalau untuk simulasi (PTM), Pak Sekda dengan Dinas Pendidikan itu terus mengadakan rapat-rapat simulasi, sedang berjalan,” ucapnya.
“Prinsipnya, mana saja sekolah yang sudah diap betul itu akan dimulai. Itu dikoordinasikan oleh Kadisdik. Jadi Disdik mengoordinasikan dengan sekolah-sekolah yang ada. Kita harus optimis (Juli bisa dilaksanakan PTM),” ungkapnya.
Sementara itu, Ketua Yayasan Dana Sosial Priangan, Herman Wijaya mengatakan, vaksinasi kali ini merupakan lanjutan dari vaksinasi dosis pertama yang diberikan untuk tenaga pendidik dan pelayan publik pada April lalu.
“Pelaksanaan vaksinasi ini dua hari pada 18 dan 19 Mei, sasaran penerimanya tenaga pendidik dan pelayan publik yang sudah dilakukan (dosis pertama) di bulan April,” katanya.
“Jadi ini kerja sama antara Masyarakat Tionghoa Peduli dengan Pemerintah Kota Bandung, dalam hal ini Dinkes Kota Bandung,” ucapnya.
Herman mengungkapkan, pihaknya siap jika Pemkot Bandung mengajak kolaborasi kembali. Karena dari awal pandemi Covid-19 sudah melakukan berbagai kerja sama dengan bakti sosial seperti pemberian bantuan bagi warga Kota Bandung.
Vaksinasi pun dinilai sebagai bakti sosial yang bisa dilakukan, terutama dalam membantu percepatan vaksinasi di Kota Bandung.
“Kita dari mulai pandemi, pada tahun lalu sudah menggelar kegiatan termasuk memberikan bantuan APD, Vitamin, sembako, dan yang lainnya, bekerjasama dengan Pemkot Bandung, Polrestabes Bandung, Kodim 0618/BS dan pihak lainnya,” katanya.
“Kita akan liat lagi (langkah selanjutnya) kalau memang diperlukan, kita siap untuk berpartisipasi kembali,” lanjutnya.
Sedangkan, Ketua Pelaksana Vaksinasi, Djoni Toat mengatakan, pelaksanaan vaksinasi massal kali ini dibagi dua hari dengan masing-masing peserta vaksinasi 2.000 orang pada hari ini dan besok.
“Jumlahnya sekitar 4.000, di luar itu lansia sudah selesai 10.000, jadi kalau kita total dengan hari ini dan besok itu 14.000,” katanya.
“Hari ini dokter yang membantu (pelaksanaan vaksinasi) ada 120 orang, kemudian tenaga admin 200 orang, itu dibagi per shift dan bergiliran supaya tidak berkerumun,” ucapnya.
“Mudah-mudahan, kami yang sudah mempunyai tim dari Masyarakat Tionghoa Peduli ini bisa terus membantu percepatan vaksinasi di Kota Bandung. Karena timnya terdiri dari 200 tenaga kesehatan, dan ada juga relawan admin sekitar 300 orang,” lanjutnya.
Pada kesempatan yang sama Kepala UPT Puskesmas Cibuntu, drg Kurnia Tejaningtias mengatakan, hampir seluruh tenaga pendidik dan pelayan publik di Kecamatan Bandung Kulon dilakukan vaksinasi di YDSP.
“Hampir seluruhnya dihadirkan di sini, kami dari Puskesmas sebagai pengampu saja, jadi hanya memonitor semuanya. Untuk tenaga vaksinator itu dibantu dari Rumah Sakit Kebonjati ada 10 kamar/bilik, kalau kurang dibuka lagi 2,” katanya.
“Untuk peserta sebagian besar datang (setelah dilakukan dosis pertama), tapi ada juga beberapa yang izin karena berada di luar kota, nanti itu akan divaksin di Puskesmas,” katanya.
“Untuk KIPI (Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi) di sini paling tadi hanya satu yang mengaku pusing, tapi itu terjadi karena ada yang kurang tidur atau memang dia takut disuntik,” ucapnya. (bud)
Discussion about this post